Tuesday, June 14, 2011

Menatap Punggung Muhammad


Well…Judul di atas sebenarnya bukanlah topic pembahasan dalam postingan kali ini. Melainkan salah satu judul buku favoritku. Hm, seperti yang sudah kusinggung dalam tulisan tentang “ihsan” dalam postingan yang lalu, buku ini termasuk dari sekian karya k“fahd-Djibran”, seorang penulis muda yang usianya cuma beda setahun denganku. Meski begitu, bagiku k’fahd adalah sosok yang kritis dan penuh perenungan, ini semua tercermin dalam karya-karyanya yang “tak biasa”.

Cerita hingga bisa memperoleh buku ini “istimewa” untukku. Coz’ tidak seperti buku-buku lain yang biasanya dapat langsung kubeli lewat toko-toko buku didaerahku. Aku malah menemukannya setelah setahun mengidamkannya. Itupun langsung keJakarta…

Awalnya sih karena aku sudah punya beberapa buku-buku k’fahd yang lain, a cat in my eyes (yang aku beli tidak sengaja), kemudian curhat setan (yang mulai dengan sengaja ku beli, :) ) ada juga bukunya yang berjudul Rahim (yang ini murni karena sudah nge-fans sama tulisan-tulisan k’fahd).

Nah, Lihat dari blognya k’fahd, Tinggal buku ini yang belum aku punya. Tapi, meski sudah ngubek-ngubek gramedia dan toko buku se-Makassar, tidak juga kutemukan buku ini. padahal dari judulnya saja…aku sudah begitu “penasaran” dan begitu “ingin tau”, apa lagi yang diungkapkan k’fahd dalam buku ini. Secara, aku anak hadis…yang notabene bergelut dengan segala hal yang disandarkan pada Nabi kita tercinta itu, Muhammad saw.. Aku yang sering ngaku-ngaku “jatuh cinta” pada sang Nabi (meski, setelah baca buku ini, jadi kembali bertanya pada diri sendiri..apa benar aku “mencintai”???, apa benar aku telah “cinta”??). dan aku yang sering bergetar, menangis tersedu-sedu membaca kisah-kisah kehidupan beliau... dengan semua alasan itu..aku menjadi “sangat ingin tau” apa isi buku tersebut.

Beberapa bulan memesan pada seorang teman di Jogja, tak juga membuahkan hasil. Selama itu, tiap kali datang keGramed, aku tak pernah lupa mengecek buku-buku yang ada…”siapa tau kali ini ada” pikirku. Namun itupun tak berbuah. Hingga kesempatan itu datang, aku diajak bapak maen keJakarta, sampai Jakarta, tujuanku jelas ke Gramed…nyari buku itu sekalian dengan beberapa buku yang memang sudah kuniatkan membelinya. Waktu itu ke Gramed Matraman…,ngubek-ngubek ga dapat juga, nyari di Komputer, hasilnya ada 36 jumlah buku Menatap Punggung Muhammad yang terdaftar. Tapi setelah nyari-nyari ketempat yang ditunjukkan, malah ga dapat. Nanya ke pegawainya juga sama….

Akh…aku masih ingat, waktu itu perasaanku seperti telah berada di tujuan…ujung penantianku…buku itu seperti sudah didekatku, tapi gemesnya….aku tak kunjung dapatinya. Iihh…

Akhirnya setelah 2 jam, kuputuskan pulang setelah meminta no. telpon Gramed tersebut, bagaimanapun dari data yang ada dikomputer…buku itu malah dinyatakan ada…36 buku…hanya keberadaanya ga tau dimana…dan pegawainya sudah janji nyariin. Itu artinya masih ada harapan beberapa hari sebelum kembali ke Makassar…selalu ada harapan 

Beberapa hari diJakarta, aku juga ga tinggal diam. Keliling ketoko-toko buku yang lain, hasilnya juga sama. Buku dengan judul itu ga ada. Akhirnya sehari sebelum pulang, aku kembali ke Gramedia Matraman dan menagih janji sang pegawai…. Senang tak terkira, saat akhirnya bisa menemukan buku itu…palagi dengan pengantar Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, yang juga aku senangi tulisan-tulisannya. Waaaaaaaaah…makasih Tuhan, hehehe.

Tapi kebahagian memperoleh buku itu sangat kecil dibanding ketika membacanya. Tidak henti-henti airmata ini mengalir, saat membacanya. Meski, sebagian kisah ini yang termuat sudah sering diungkapkan..tapi membacanya dengan bahasa “buku ini”…membuat sentuhan lain. Lebih terasa…lebih mengena…(klo nda percaya, beli saja sendiri  )

Yah..”MeNatap Punggung Muhammad”, isi buku yang aslinya surat ini memang keren, asli ga biasa , Pencarian “sang aku” tokoh utama cerita seperti menegur “perasaan cinta-ku” dan mungkin juga beribu pembaca selainku. Yah, seperti yang sudah aku bilang…”pencariannya” membuatku kembali bertanya pada diriku sendiri…”apakah aku benar mencinta?, mencinta yang memiliki kekuatan untuk mendorongku mengetahui lebih banyak sosok “sang Nabi”…mengaplikasikan semua ajarannya..meneladani akhlaknya? Mencinta yang bisa membuatku dicandu rindu padanya…hingga ingin menjadi pengikutnya yang setia…?”…aku bahkan malu...karena “cinta” yang kukoarkan selama ini belum “benar-benar cinta”……

Sungguh banyak pelajaran dari buku ini, pelajaran tentang “kekuatan Cinta”, “Sang Nabi”, “Iman” juga “Ihsan”. Dan lewat tulisan ini, aku yakin aku sepakat dengan k’fahd..bahwa inti dari tulisan dan buku ini adalah…mengajak kita lebih mengenal sosok Nabi kita…yang namanya kita hafal luar kepala, tapi mungkin tak mengenalnya sama sekali. Lebih mencintainya…lebih mendekatinya..hingga bisa meneladaninya. Karena sang Nabi adalah uswah…wujud nyata dari ajaran-ajaran Allah…

No comments:

Post a Comment