Friday, May 21, 2010

Ayat-ayat Makkiah Madaniah 1

A. Defenisi ayat-ayat Makkiah dan Madaniah.

Para ulama berbeda pendapat dalam mendefenisikan maksud dari ayat-ayat Makkiah dan Madaniah, hal ini disebabkan dalam memberikan pengertian tersebut para ulama menitikberatkan pada aspek yang berbeda. Adapun defenisi tersebut sebagai berikut:

1. Sebagian ulama menitikberatkan pada segi ( مكان النزول ) lokasi atau tempat turun ayat Al-Qur’an sebagai acuan, hingga defenisi dari ayat-ayat Makkiah adalah semua ayat yang turun di Makkah walaupun ayat ayat tersebut turun sesudah Hijrah Nabi saw., dan Madaniyah adalah semua ayat yang turun diMadinah.

Imam Suyuti menambahkan bahwa yang dimaksud dengan ayat-ayat Makkiah adalah termasuk ayat-ayat yang turun diwilayah sekitarnya yang masuk dalam wilayah geografis Makkah seperti Mina, Arafah dan Hudaibiyah. Begitu juga semua ayat-ayat yang turun di wilayah sekitar Madinah seperi Uhud dan Badr dikategorikan kedalam ayat-ayat Madaniah .

Akan tetapi defenisi ini kurang tepat dan terbatas dalam mengartikan Makkiah dan Madaniah karena tidak mencakup ayat-ayat Al-Qur’an yang turun diluar Makkah, Madinah dan sekitarnya. Sebagai contoh ayat yang turun di Tabuk dalam surat at-Taubah / 9 : 42 :

Begitu juga dengan firman Allah SWT yang turun di Baitul Maqdis dalam surat az-Zukhruf / 43 : 45 :

2. Sebagian ulama yang lain mengambil aspek ( المخاطبين ) audience atau sasaran turunnya ayat-ayat tersebut sebagai dasar, hingga ayat-ayat Makkiah menurut pendapat mereka adalah ayat-ayat yang sasarannya adalah penduduk Makkah, sedang Madaniah adalah ayat-ayat yang sasarannya ditujukan pada penduduk Madinah.

Jadi, menurut pendapat ini, semua ayat yang diawali dengan lafaz (ياايهاالناس) maka ayat tersebut dikategorikan sebagai ayat-ayat Makkiah karena mayoritas penduduk Makkah masih dalam keadaan Kufr, sedang sebaliknya, penduduk Madinah mayoritasnya telah beriman dan masuk Islam, itu sebabnya mereka diseru dengan lafaz ( ياايهاالذين امنوا )maka semua ayat-ayat yang diawali dengan lafz tersebut dikategorikan kedalam ayat-ayat Madaniah.

Defenisi ini pun tidak tepat dan tidak mencakup semua ayat-ayat Al-Qur’an dalam pembagiannya, Muhammad abdul Azhim az-Zarqany dalam bukunya Manahilul ‘irfan menyebutkan dua alasan tidak tepatnya defenisi ini, yaitu : pertama, Diantara ayat-ayat Al-Qur’an ada ayat-ayat yang tidak diawali dengan kedua lafaz diatas seperti firman Allah swt. dalam permulaan surat al-Ahzab / 33 : 1

begitu juga dengan permulaan surat al-Munafiqun / 63 : 1


Kedua, pembagian berdasarkan pendapat ini tidak konsisten dengan aspek yang menjadi dasar tolaknya yaitu dua bentuk lafaz yang telah disebutkan diatas. Diantara ayat-ayat Madaniah ada yang diawali dengan shighah (ياايهاالناس) seperti permulaan surat An-nisa (4) : 1:


3. Pendapat yang ketiga menitikberatkan pada aspek (ترتيب الزماني للايات) urutan zaman turunnya ayat dan berdasarkan hijrah Rasulullah saw.. Jika dilihat dari segi ini ayat-ayat Makkiah adalah ayat-ayat yang turun sebelum Rasulullah saw. hijrah, sedang Madaniyah adalah ayat-ayat yang turun sesudah Rasulullah saw. Hijrah meskipun ayat tersebut turun di Makkah.

Pendapat inilah yang paling masyhur dikalangan para ulama dan dianggap paling benar dalam mendefenisikan ayat-ayat Makkiah dan Madaniah karena syumul (mencakup) semua ayat-ayat Makkiah dan Madaniah sebagai ayat-ayat Al-Qur’an .

Semua ayat yang turun sebelum Nabi saw. hijrah maka dia termasuk Makkiah meskipun ayat tersebut turun ketika Nabi sedang berada dalam perjalanan ke Madinah. Dan sebaliknya, semua ayat yang turun sesudah Nabi saw. hijrah maka ayat tersebut terhitung Madaniah meskipun turun di Makkah.

Sebagai contoh ayat ketiga dalam surat Al-Maidah /5 : 3 :
Ayat diatas dikategorikan kedalam ayat Madaniah meskipun ayat tersebut turun di Arafah.

Dalam Mushaf Utsmani yang disebut Makkiah dan Madaniah adalah lebih menujukkan kepada surat-suratnya bukan pada ayat-ayatnya, meskipun yang menyebabkan dia disebut surat Makkiah atau Madaniah karena ayat-ayat didalamnya.

No comments:

Post a Comment