Friday, May 21, 2010

Ilmu Sekuler Barat dan Tauhidullah 4

C. Perbandingan Ilmu Barat Sekuler dan Ilmu Tauhidullah

Sekularisme didefinisikan sebagai: “A system of doctrines and practices that rejects any form of religious faith and worship" (Sebuah sistem doktrin dan praktik yang menolak bentuk apa pun dari keimanan dan upacara ritual keagamaan). Ilmu sekuler diartikan sebagai ilmu yang dalam penerapannya menggunakan prinsip pemisahan kehidupan dunia dari nilai-nilai keagamaan , hingga kehidupan dunia memiliki ruang tersendiri, dan begitu juga dengan nilai keagamaan, yang bertujuan akhir pada prinsip materialisme.

Sedangkan ilmu Tauhidullah yaitu yaitu ilmu yang berpijak pada pengakuan atas realitas keesaan Allah yang tercermin dalam perkataan dan perbuatanNya.
Dari pengertian ilmu Barat sekuler dan ilmu Tauhidullah, serta dari penjelasan yang penulis telah kemukakan di atas, maka kedua ilmu ini mempunyai perbedaan yang jelas. Perbedaan di sini bisa di lihat dari tiga aspek, yaitu dari aspek ontology, epistemologi dan aksiologi.

1. Dari aspek ontology.

Manusia yang bersifat kreatif memiliki kemampuan untuk mengetahui jagat raya beserta segala isinya (QS. Al-Baqarah/2 : 30). Ia berfungsi ganda: sebagai abidullah dan sebagai khalifatullah fil ardhi. Sebagai abidullah ia berlandaskan pada kalam Allah (wahyu), dan sebagai khalifatullah fil ardhi berlandaskan pada fi’l Allah (perbuatan atau ciptaan Allah). Kedua fungsinya dapat dilakukannya apabila ia memiliki kesadaran. Dalam ilmu Barat kesadaran ini selalu bersifat buruk:

a. Freud mulai dengan bawah sadar, libido seksualitas.
b. Marx mengemukakan tentang kesadaran kelas, sebagai implikasi dari pandangan materialistisnya.
c. James mengemukakan kesadaran sebagai flux of ideas, sesuai dengan filsafat pragmatisnya.

2. Dari aspek epistemology.

Ilmu sekuler Barat memilki dasar-dasar yang tidak menentu dan selalu berubah. Sebaliknya Ilmu Tauhidullah memiliki dasar yang jelas dan tetap. Ilmu barat berdiri diatas rasio (akal), oleh karena itu kemampuannya sangat terbatas dan tidak tetap. Disamping itu ilmu Barat telah diwarnai dengan individualism, materialisme dan berbagai paham lainnya sehingga pemikiran barat menjadi dangkal dan menghasilkan sesuatu yang juga salah.

Berbeda dengan ilmu Tauhidullah, yang memiliki dasar dan acuan yang jelas dan tetap, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Ilmu Tuhidullah berangkat dari kesadaran (Rasionalitas yang terbuka dan lurus) karena dibimbing oleh wahyu yang pasti kebenarannya dan tidak pernah berubah. Dalam ilmu Tauhidullah, maka wahyu membimbing akal dan Naqliah membimbing Aqliah.

Disamping berangkat dari wahyu, dalam Al-Qur’an Allah sendiri memerintahkan manusia untuk menggunakan akal dan melakukan observasi. Sebagai contoh : QS. Al-Ghasyiyah/88 : 17-20 dan QS. Ali-Imran/3 : 190-191.

Dalam hal ini Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk mempelajari segala ciptaan Allah berlandaskan rasionalitas, namun bukan yang sempit dan serakah melainkan rasionalitas yang luas dan hanif.

3. Dari aspek aksiologi.

Fungsi dan kegunaan yang dihasilkan oleh ilmu sekuler Barat dan ilmu Tauhidullah bisa di lihat dari kolom di bawah ini;

“DIRI” “ANTAR DIRI” “KEDUANYA”
(psikologi) (sosiologi) (Ekonomi)


Ilmu Barat Sekuler Libido
(bawah sadar) Konflik Serakah
(3 - R)

Ilmu Tauhidullah Mutmainnah (sadar) Ukhuwah Hanif
QS.89:29-30 (brotherhood) (adil makmur)
QS. 49:10



Tampak bedanya seperti langit dan bumi, bila kita bandingkan dalam hal DIRI, ANTAR DIRI dan KEDUANYA. Pemulanya adalah DIRI, kemudian naik ke ANTAR DIRI, dan akhirnya berpijak pada KEDUANYA. Pada KEDUANYA inilah ilmu Barat sekuler tiba pada 3-R (Resah, Renggut dan Rusak), sedangkan ilmu Tauhidullah akhirnya sampai pada kesejahteraan hidup (hasanah, QS. Al-Baqarah/2 : 210) di dunia maupun di akhirat.

Ilmu Barat sekuler menghasilkan jiwa yang resah, yang selalu tidak puas, karena kesemuanya itu berangkat dari sesuatu yang tidak memilii dasar yangtetap dan dilandaskan pada pelampiasan hawa-nafsu (linier). Sebaliknya ilmu Tauhidullah menghasilkan jiwa yang tenang, yang puas, karena bersumber dari dasar yang benar dan dalam penerapannya dilandaskan pada pengekangan hawa-nafsu (parabolis).
Lebih jelasnya, jika di bandingkan menurut tiga aspek diatas, maka kita dapat menggambarkannya sebagai berikut :
Antology Epistimology Aksiology
Ilmu Barat
Sekuler Amarah/ tidak sadar Amarah-Konflik- Serakah BURUK) formal : NETRAL (BURUK)
Dasar :
DINAMIS
Empirik :
BURUK

Ilmu
Tauhidullah Mutmainnah/ Formal : NETRAL Muthmainnah-Ukhuwah-Hanif
sadar QS.89:29-30 Dasar : (BAIK)
(BAIK) TETAP
Empirik :
BAIK




Dari perbandingan diatas kita dapat melihat bahwa ilmu Tauhidullah lebih promising dibanding dengan ilmu sekuler yang ditawarkan oleh Barat, bukan hanya karena Ilmu Tauhidullah memiliki dasar yang benar dan tidak pernah berubah, tetapi juga karena pada dasarnya agamalah yang menjamin tetap tegaknya moralitas, memperbaiki perilaku, dan mengantarkan setiap jiwa meraih kebaikan. Komitmen terhadap agama akan membawa umat menghayati nilai luhur kemanusiaan yang tidak ditemuka dalam kehidupan sekuler.


Allah swt. Berfirman QS.Hud/11 : 15 ;
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, maka Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna…”.

QS.An-Nahl/16 : 107 ;
“Yang demikian itu disebabkan mereka lebih mencintai dunia dari akhirat…”.

QS.An-Naazi’at/79 : 37-39 ;
“Adapun orang-orangyang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesuangguhnya nerakalah tempat tinggalnya”.

No comments:

Post a Comment