Friday, May 21, 2010

Filosofis Muslim : Al-Kindi dan Farabi

A. Latar Belakang.

Al-Qur’anul karim merupakan sumber dasar pertama ajaran dan syariat Islam yang mengatur segala hal dalam kehidupan manusia, akan tetapi, dalam memaparkan kandungannya Al-Qur’an hanya memberikan kita kaedah kaedah mayor untuk selanjutnya kita sebagai ‘abidullah memiliki tugas untuk menjabarkannya dan menerapkannya hingga sesuai dengan segala perkembangan zaman.

Dalam Al-Qur’an terdapat anjuran-anjuran untuk senantiasa menggunakan akal dan mentadabburi ciptaannya. Proses berfikir dan tadabbur inilah yang sebenarnya inti dari filsafat. Karena pada akhirnya, proses ini akan mengantarkan kita pada hakikat kebenaran yang sesungguhnya.

Kata filsafat sendiri merupakan serapan dari bahasa Arab “الفلسفة”,yang juga diambil dari bahasa Yunani philosophia. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu philia ( persahabatan, rasa suka, cinta dsb), dan Sophia (kebijaksanaan). Secara harfiah dapat diartikan orang yang mencintai kebijaksanaan. Hal ini identik dengan berfikir.

Selain itu filsafat juga dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang hakikat sesuatu baik yang bersifat teoritis (etika, setetika dan metafisika) maupun yang bersifat praktis yakni pengetahuan yang harus diwujudkan dalam amal baik.
Ketika dihubungkan dengan Islam, maka filsafat dapat didefenisikan sebagai suatu ilmu yang dalam membahas hakikat segala sesuatu diwarnai dengan corak keislaman , baik itu dari segi pola pikirnya, masalahnya maupun tujuannya.

Ada anggapan bahwa Islam pada dasarnya tidak memilki filsafat yang independen, karena yang terjadi hanyalah pemikiran-pemikiran atau filsafat Yunani yang kemudian dikembangkan oleh Islam. akan tetapi hal ini dapat ditentang dengan beberapa alasan.
Pertama, ketika filsafat Yunani diperkenalkan pada dunia Islam, Islam telah mengembangkan suatu system teologi yang menekankan kepada keesaan Allah (tauhid) dan syariah. Hal ini yang kemudian diperpegangi oleh para filosof muslim sehingga ketika filsafat Yunani masuk kedunia Islam, para filosof muslim selalu memperhatikan kecocokannya dengan pandangan Islam tersebut, dan akhirnya tanpa disadari telah terjadi “pengislaman” filsafat oleh para filosof muslim.

Kedua, sebagai pemikir Islam, para filosof muslim menjadi pemerhati filsafat yang kritis, ketika ada yang dirasakan kurang, tidak jarang para folosof muslim mengkritiknya secara mendasar.

Ketiga, adanya perkembangan filsafat yang unik akibat perpaduan antara Islam sebagai agama dengan filsafat Yunani, sebagai hasilnya para filosof muslim mengembangkan beberapa isu filsafat yang tidak pernah dikembangkan oleh filosof Yunani, sebagai contoh, filsafat kenabian yang dikembangkan oleh al-Farabi.

Dari beberapa alasan diatas, maka kita dapat melihat bahwa Islam memiliki filsafat yang independen, yang mana objek kajiannya mencakup segala hal yang bersifat teoritis dan praktis. Adapun beberapa filosof muslim yang masyhur diantaranya adalah Al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd. Selanjutnya mengenai filsafat al-Kindi dan al-Farabi akan dipaparkan lebih jauh didalam pembahasan.

No comments:

Post a Comment